Pages

Sabtu, 27 Agustus 2011

Sejarah Hidup Dan Perjungan Rasulullah Sallallahu'alaihi Wasallam

Kehidupan Bangsa Arab Sebelum Kelahiran Rasulullah Sallallahu'alaihi Wasallam

Kehidupan Agama

Pada awalnya, mayoritas bangsa Arab mengikuti agama Nabi Ibrahim Alaihisallam, yaitu ajaran Tauhid untuk hanya beribadah kepada Allah Ta’ala. Namun setelah waktu berjalan sekian lama, mereka melalaikan hal tersebut, meskipun masih ada sisa-sisa peninggalan ajaran Tauhid Ibrahim alaihissalam.
Hingga kemudian di Makkah ada seseorang yang bernama ‘Amr bin Luhay dari suku Khuza’ah yang sangat dihormati dan dimulyakan kaumnya karena kedermawanan dan prilakunya yang baik. Suatu ketika beliau pergi ke Syam dan disana melihat masyarakat menyembah berhala sebagai bentuk ibadah. 

Dia meyimpulkan bahwa itu perbuatan baik. Maka ketika kembali ke Makkah dia membawa satu berhala yang bernama Hubal dan diletakkan di dalam Ka’bah. Lalu dia mengajak kaumnya untuk melakukan apa yang dilakukan penduduk Syam. Karena pengaruh kedudukannya, maka tak lama kemudian, penyembah berhala menjadi keyakinan tesendiri penduduk Makkah pada saat itu, dan kemudian dengan cepat menyebar ke wilayah Hijaz (Mekkah dan sekitarnya) hingga menyebat luas meliputi Jazirah Arabia. Bahkan di sekitar Ka’bah ada tatusan berhala yang disembah. Dari sana muncullah berbagai bentuk ptaktek syirik, bid’ah dan khurafat di masyarakat Arab.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Arab berkelas dan bersuku-suku. Di sana terdapat pemandangan yang sangat kontras, antara kaum bangsawan dengan segala kemewahan dan kehotmatan yang dimiliki dan kaum budak dengan segala kekurangan dan kehinaan yang tak terperi. Kehidupan antar sukupun penuh persangan dan sering berakibat pertikaian karena fanatisme kesukan yang sangat tinggi. Setiap anggota suku pasti membela orang yang satu suku dengannya, tak peduli perbuatannya benar atau salah, sehingga terkenal ucapan diantara mereka :
“Bantulah saudaramu, baik dia berbuat zalim atau dizalimi”.
                Perlakuan terhadap wanita juga sangat zalim. Laki-laki dapat melakukan poligami tampa batas, bahkan dapat menikahi dua wanita bersaudara sekaligus, kemudian dapat mencerai mereka tanpa batas. Sementara itu perzinahan merupakan masalah biasa. Bahkan ada suami yang memerintahkan istrinya tidur dengan laki-laki lain semata-mata ingin mendapatkan keturunan mulia dari laki-laki tersebut. Kelahiran anak perempuan menjadi istilah wa’dul banat (mengubur anak wanita hidup-hidup). Perjudian dan minuman keras juga sangat lumrah dilakukan bahkan menjadi sumber kebanggaan tersendiri. Kesimpulannya, kondisi sosial sangat parah, hingga kehidupan berlangsing tanpa aturan layaknya binatang.

Kondisi Ekonomi

Masyarakat Arab adalah masyarakat pedagang, sebagai kecil penduduk pinggir negeri hidup secara bertani dan memelihara hewan ternak. Mereka belum mengenal dunia perindustrian. Hasil-hasil produksi biasanya mereka dapatkan dari Yaman atau negeri Syam (negeri Syam pada masa sekarang ini meliputi Palestina, Lebanon, Yordan dan Suria). Kemiskinan cukup mewarnai kehidupan masyarakat, meskipun ada sejumlah pedagang besar dan bangsawan.

Akhlak Terpiji

Bertapapin demikian, bangsa Arab masih memiliki beberapa akhlak yang sangat terpuji, walau kadang ditampilkan dengan cara yang salah. Diantaranya adalah kedermawanan, memenuhi janji, menjaga kemuliaan jiwa dan pantang dihina, pemberani, lemah lembut, suka menolong dan sederhana.

Dipublikasikan kembali Oleh ikwanmasihbelajar.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar